Memasuki tahun 2022 gua masih ga tau apa rencana Tuhan bagi kami. Tapi setelah berbagai kejadian luar biasa yang boleh gua alami di tahun 2021, gua bertekat mau belajar untuk lebih taat pada Tuhan.
Gua ada nulis gini di awal tahun 2022 yang gua post di IG gua. hahaha... Memang satu hal yang gua suka dari sering nulis journey adalah, saat baca kembali, sering bikin amaze gimana emang cara Tuhan tuh menuntun hidup kita. Ini yang gua tulis di ig.
Siapa sangka ternyata apa yang gua bilang di akhir post gua, "I need You more in 2022" beneran dikabulkan sama Tuhan. haha...
Setelah tahun 2021 banyak sekali tantangan dan pembelajarannya, gua bersiap memasuki tahun 2022 dengan beberapa plan yang udah siap untuk dijalankan. Salah satunya adalah, menggumulkan untuk adopsi. Orang-orang dekat kami mulai ada yang menanyakan, "apakah ga mau coba lagi untuk program bayi tabung lagi?", tapi gua trauma untuk menjalankan itu semua lagi. Buat gua opsi nya cuma 2, Tuhan memang menijinkan untuk bisa hamil natural atau adopsi. Tapi gua udah set timeline kalau sampai akhir 2021 ternyata masih juga "gagal" untuk punya anak secara natural, mungkin memang jalan untuk kami punya anak adalah melalui adopsi. Setelah di akhir tahun 2021 kami sempat visit ke Rumah Ruth, gua semakin menggumulkan untuk adopsi ini. Sejujurnya, hati gua tergerak karena melihat anak-anak ini. Tapi untuk mengambil keputusan untuk adopsi juga ga mudah untuk kami. Tentunya banyak sekali pertimbangan dan pergumulannya. Ini salah satu yang gua doakan di awal tahun 2022.
Tapi memang rencana Tuhan tuh ajaib dan tak terduga. Ternyata di akhir Januari, Karin hamil secara natural. Waktu pertama Karin kasi tau, kejadiannya aneh banget. Gua udah di rumah sendiri nunggu Karin lembur di kantor. Gua call untuk menanyakan jam berapa akan pulang. Karin cuma bilang kalau dia ada kejutan. Gini, setelah 11 tahun menikah, kalau dibilang ada kejutan, gua udah bisa tebak ga jauh-jauh dari ada makanan yang enak atau bawa cake yang spesial. Itu aja yang ada dipikiran gua. hahaha... Ternyata begitu sampe rumah, ga lama Karin nunjukin hasil dia cek sendiri ke dokter kalau ternyata dia hamil dan kembar... Untungnya gua di rumah dan ga jauh dari tempat duduk. KEJUTAN TUH YAH MAKANAN ATAU KUE GITU... GA MENDADAK BILANG KALO HAMIL DAN KEMBAR DONGGG... kan ga siap yah.. hahaha... Gua langsung duduk, kaki ini lemes, ga percaya, hepi, terharu, campur aduk, tapi yang pasti ga percaya.
Dan perjalanan dari kabar kehamilan inilah yang menjadi #journeywithGOD yang luar biasa yang bikin gua bisa bilang, "I need You more, GOD..."
Di saat gua udah putus asa untuk bisa memiliki anak secara natural, Tuhan malah memberikan. Bahkan kalau kami ingat-ingat lagi, saat itu Karin masih sangat sibuk dengan kerjaannya, masih ada beberapa kali perjalanan ke luar kota baik jalur darat maupun udara, bahkan kita sempet dinner yang kami ada minum alkohol. Walaupun ga banyak, tapi tetep aja. Tapi malah tetep jadi. Dulu waktu program aja, kami bener-bener jaga banget-banget, tapi gagal. Kebayang ga sih betapa amaze nya gua akan berita itu? Dan betapa ga tahannya gua buat menunggu jadwal pengecekan ke dokter berikutnya untuk melihat secara langsung?
Ternyata, sehari sebelum jadwal Karin cek dokter kembali, vertigo gua kambuh donggggg....Setelah sekian tahun ga pernah kambuh, mendadak kambuh, di saat besoknya jadwal mau cek dokter yang udah gua tunggu-tunggu. hahaha..
Perjalanan kehamilan Karin bukan perjalanan yang mudah. Apalagi kami juga membawa trauma keguguran. Di awal-awal kehamilan, Karin harus bedrest karena cukup rentan apalagi kembar. Setelah dokter bilang sudah boleh mulai sedikit beraktivitas, Karin ada keluar meeting sebentar, ternyata ada pendarahan. Kami panik. Apalagi dokter bilang di usia kehamilan segitu masih rentan untuk keguguran saat ada pendarahan. Kami langsung cek ke dokter, dibilang baik-baik saja tapi memang baiknya untuk kurangi lagi aktivitas. Malamnya kami doa sampai nangis. Kami juga minta tolong beberapa teman dekat untuk turut mendoakan. Kami takut... Kami takut terjadi keguguran lagi.
Akhirnya Karin banyak di rumah untuk mengurangi resiko. Kemudian setelah itu, sempat juga ada polip yang diketahui oleh dokter sehingga harus segera ditindak. Sempat ada keluar kecoklatan beberapa kali, bahkan di trisemester ketiga, kami sempat terkena covid. Walaupun efek ke Karin tidak seberapa parah, tapi d-dimer nya cukup tinggi. Dikhawatirkan pengentalan darah ini dapat mempengaruhi supply ke kandungan, di samping itu juga karena covid, cukup sulit untuk kami kontrol ke dokter. Jadi selama covid, kami diminta untuk rutin kontrol d-dimer nya, jadi setiap hari harus suntik untuk menjaga kekentalan darahnya. Tentunya suntik sendiri di rumah. Setelah negatif dari covid, angka d-dimer Karin juga masih cukup tinggi, jadi suntik nya tetap berjalan.
Covid sudah, d-dimer masih cukup tinggi, mendadak muncul gatal-gatal sebadan Karin sehingga cukup sulit untuk bisa tidur ataupun istirahat. Sepanjang perjalanan kehamilan ini, setiap semesternya, ada aja selalu tantangannya. Bener-bener perjalanan roller coaster selama proses kehamilan ini. Berkali-kali menguras air mata, kami perbanyak doa. Sampai satu titik, Tuhan kembali menyentuh hati ini, kali ini Tuhan berbisik ke gua. Lembut. Tuhan menguatkan, semua adalah kehendak Tuhan. Kalau memang Tuhan mau kedua anak ini lahir, apapun yang boleh terjadi, anak ini akan tetap lahir dan Dia sudah menunjukan dari awal akan rencanaNya itu. Di momen Tuhan berbisik itu, Tuhan memberikan damai di hati.
Gua belajar, kita hanya perlu TAAT pada agendanya Tuhan, dan terus SETIA berjalan bersama Dia. Nyatanya begitu perspektif gua berubah, kali ini dititipkan untuk melihat dari perspektif Tuhan. Ya, walaupun dalam setiap semesternya selalu ada aja tantangannya, tapi kami terus melewati semuanya dengan mulus, selalu ada aja jalannya, dan bayi dalam kandungan juga selalu tetap baik-baik saja dan bertumbuh dengan baik. Kalau bukan Tuhan sedang menunjukan jalan dan rencanaNya, apa lagi?
Memang sungguh semuanya hanya karena Tuhan. Semua adalah rencana Tuhan. Walau apapun yang dihadapi, saat Tuhan yang menuntun dan Tuhan yang menghendaki, PASTI terjadi. Kami dituntun untuk kembali belajar TAAT dan SETIA kepada Dia. Kepada rencanaNya.
Bahkan sampai beberapa minggu menjelang tanggal yang ditetapkan untuk lahiran, Karin sempat kontraksi yang cukup sering sehingga akhirnya kami buru-buru ke rumah sakit. Tapi saat itu belum waktunya untuk lahiran karena masih belum cukup waktunya. Kembali kami berdoa selama di rumah sakit. Tapi doa kali ini berbeda. Biar kehendak Tuhan aja yang terjadi. Kami siap. Ternyata tidak jadi lahiran saat itu, tapi bersyukurnya karena adanya kejadian kontraksi itu, jadi bayi dalam kandungan sempat disuntik untuk penguat paru persiapan untuk lahiran dalam kondisi prematur.
Sampai akhirnya, pada tanggal yang sudah ditetapkan, kami datang ke rumah sakit dari pagi. Masuk ke kamar, Karin ganti baju untuk persiapan lahiran, nampak hari yang damai, tapi engga, di hati gua degdegan bukan main. Sepanjang pagi itu gua berkali-kali ambil saat teduh untuk menenangkan diri dan berkomunikasi sama Tuhan. Banyak kekhawatiran yang gua bawa ke Tuhan. Gua khawatir akan proses operasi lahirannya, gua khawatir akan kedua bayi kami, tapi yang terutama, gua khawatir akan kondisi Karin. Sepanjang waktu gua terus doa sama Tuhan. Meminta Tuhan menguatkan, biar semua rencana Tuhan saja yang terjadi.
Jam 14.38 & 14.39, atas kehendak Tuhan sajalah Kiara dan Kanaya, kedua putri kami lahir. Sepanjang perjalanan ini, gua bener-bener melihat, memang semua hanya karena kehendak Tuhan aja. Begitu banyak hal yang terjadi dalam proses nya, banyak kali yang membuat kami khawatir, tapi kalau memang Tuhan sudah berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin. Seperti "doa" gua di awal tahun 2022, "I need You more, God...", dan yak.. di jawab Tuhan. Sepanjang tahun 2022, gua bener-bener butuh Tuhan, bergantung pada Tuhan, dikuatkan, dituntun, dibimbing, diberkati...
Hampir 12 tahun kami menikah, kami sudah mencoba macam-macam program, bahkan sampai gua cukup putus asa untuk kami bisa punya anak. Tapi, Tuhan punya rencana, pada waktuNya dengan caraNya. Dalam perjalanan proses kami untuk punya anak ini, menjadi perjalanan buat kami juga untuk berjalan bersama Tuhan. Dalam semua prosesnya ada Tuhan. Dalam semua prosesnya, gua dapat melihat dan merasakan, Tuhan ada, Tuhan baik, Tuhan dekat, dan Tuhan peduli. How can I not love God?
It is really a beautiful journey with God...
And all my life You have been faithful
And all my life You have been so, so good
With every breath that I am able
Oh, I will sing of the goodness of God
Comments