top of page
Search
Siauw Victor Prawata

THE JOURNEY #4

Updated: Dec 14, 2022


Tahun 2018 menyisakan trauma bagi kami, proses pemulihan Karin setelah karena OHSS itu membutuhkan lebih dari sebulan untuk sampai pulih total. Setelah itu kami memutuskan untuk family trip sekaligus juga untuk (sedikit membantu) memulihkan mental kami. Selama perjalanan kami mencoba untuk tidak memikirkan kejadian itu dan kami juga memutuskan untuk tidak terburu-buru melanjutkan untuk embrio transfer.


Di tahun 2019, setelah kami merasa sudah cukup siap secara fisik (Karin khususnya) maupun mental (kalo ini berdua), baru akhirnya kami memberanikan diri untuk melanjutkan prosesnya, untuk melakukan embrio transfer. "Kebetulan" berhasil ada 4 embrio yang dapat berhasil bertumbuh. Jadi saat kami konsultasi kembali ke dokter untuk melanjutkan prosesnya, dokter menyarankan untuk memasukan 2 embrio dan keep 2 lagi.


Thank God, dari 2 embrio yang dimasukin, berhasil ada yang menempel. Kami rutin kontrol setiap minggu dan banyak obat-obatan yang harus Karin dikonsumsi. Sampai pada pemeriksaan rutin, saat ditampilkan adanya janin yang bertumbuh dengan baik, gua masih ga terlalu berekspektasi lebih, setelah berkali-kali mengalami kegagalan, gua takut kalo terlalu berekpektasi. Tapi pada saat pengecekan di minggu ke tujuh, saat dikasih dengar detak jantungnya, saat itu bener-bener terasa suka cita yang mengalir dari unjung jari kaki sampe ke ujung rambut. (buat yang pernah mengalami pasti tau ini bukan hiperbola)

Rasanya bener-bener sesenang itu.


TAPI…


Saat pemeriksaan berikutnya, saat semua dicek, pertumbuhan nya baik, ukuran juga bagus… Tapi pas dicek denyut jantung nya, ga ada suara… Berkali-kali dokter mencoba memastikan, tapi benar udah ga ada detak jantung sama sekali. Kami shock sekali. Rasa yang sangat berkebalikan dari sebelumnya. Satu badan terasa dingin saat dokter mengkonfirmasi kepada kami. Kami diberi waktu untuk mempertimbangkan untuk dikeluarkan janinnya dengan kuret, tapi sebelumnya kami minta untuk cek sekali lagi besok pagi nya.


Keluar dari ruangan itu, saat menunggu obat dan kasir, Karin bertanya dengan mata mulai berkaca-kaca, “Tapi Tuhan sanggup kan? Tuhan sanggup kan bikin mujizat?”. Remuk hati ini rasanya. Semalaman kami berdoa memohon mujizat dari Tuhan.

Keesokan paginya, kami kembali cek untuk memastikan. Tapi… Harapan kami ga terjadi, doa kami TIDAK dijawab.


Keluar dari ruang dokter, kami bergandengan tangan nyebrang untuk ke cafe diseberang rumah sakit sambil menunggu jadwal dokter untuk pengecekan untuk kesiapan kuret besok. Sepanjang jalan itu air mata mengalir ga kekontrol. Bahkan saat di cafe itupun entah bagaimana staff disana melihatnya. Pasti aneh sekali melihat orang order kopi tapi sambil terus keluar air mata.


Dalam perjalanan pulangpun air mata terus mengalir, kami berdoa berdua sepanjang jalan, minta mujizat dari Tuhan untuk pengecekan besok dan minta Tuhan kuatkan kami kalaupun benar itu yang harus terjadi. Sampai dirumah, semua terasa hampa. Ga lama Karin langsung tertidur karena juga lelah setelah banyak menangis. Gua mandi, tapi air mata terus mengalir balapan dengan air shower. Tapi disaat itu, Roh Kudus menitipkan satu ayat yang sangat jelas didalam hati, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, mengucap syukurlah”. Sangat jelas ayat itu. Dan tentunya, dalam keadaan begitu, dan menerima ayat itu, gua marah…. ya.. gua marah sama Tuhan. “Gimana mungkin bisa mengucap syukur, Tuhan… Aku ini baru kehilangan dan aku lagi bener-bener sedih… Gimana mungkin mengucap syukur!”


Tapi Tuhan sangat sabar, Tuhan bener-bener secara pribadi menjamah dan berdialog dengan gua saat itu. Dia memanggil, “Victor…”, “ya Tuhan”, “Aku sangat mengasihi kamu, Aku memberikan darahKu di kayu salib untuk menebusmu, dan mengangkatmu sebagai anakKu, apakah kamu bersyukur?” “ya Tuhan… aku bersyukur akan itu”. “Victor…” “ya Tuhan”, “Aku mengasihimu dan Aku mengasihi istrimu, Aku menebus kalian dengan darahKu dan mengangkat kalian menjadi anakKu, apakah kamu bersyukur?” “ya Tuhan… aku bersyukur akan itu” “Lalu sekarang, kenapa kamu tidak dapat bersyukur?”


Pada momen itu, air mata langsung mengalir sangat deras…. “ya Tuhan…. aku bersyukur…”. Dan ya… setelah momen itu, Tuhan memberikan kedamaian yang sangat didalam hati ini. Engga, keadaan ga berubah, bukan mujizat yang gua mau mendadak terjadi, tapi Tuhan ga ingkar akan apa yang Dia janjikan. Benar Dia memberikan damai sejahtera di dalam hati dan Dia memberi kekuatan. Dan Dia berjalan bersama kita untuk melewati semua. THANK YOU GOD… YOU ARE A GOOD GOOD FATHER…


38 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page